Jakarta, Kominfo Newsroom -- Pemerintah sepakat untuk segera membentuk komisi nasional Zoonosis sebagai pengganti Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) yang masa tugasnya telah berakhir pada 13 Maret 2010 lalu.
''Semua Kementrian telah sepakat untuk meneruskan Komnas Pengendalian Flu Burung dengan melakukan perubahan menjadi Komnas Zoonosis (Penyakit yang bersumber dari hewan), hasil dari kesepakatan ini akan diserahkan ke Presiden secepatnya,'' kata Menkokesra, Agung Laksono usai rapat koordinasi dengan sejumlah menteri di Jakarta, Selasa (23/3).
Menurutnya, Komnas ini sifatnya permanen yang akan ditetapkan dengan Peraturan Presiden, serta tidak ada batasan waktu masa bertugasnya, sementara tugas komnas zoonosis akan lebih difokuskan pada upaya pencegahan penyakit yang bersumber dari hewan, terutama pada tahap tanggap daruratnya, koordinasi lintas sektor, pengendalian, promosi juga sosialisasi.
Kemudian untuk tindak lanjutnya, kata dia, akan dijalankan oleh kementrian anggota seperti Kementrian Kesehatan, Kementrian Pertanian, kementrian Perhubungan, Kementrian Pendidikan dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan juga Polri yang diketuai oleh Menkokesra.
''Dalam periode tanggap darurat komnas ini akan bergerak bukan hanya pada pengendalian wabah saja tetapi juga pada fungsi pencegahan, sosialisasi dan promosi, yang juga bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pertanian,'' kata Agung.
Selain itu Menkokesra menilai, Komnas FBPI telah menjalankan tugasnya dengan baik, karena berhasil menurunkan penularan antar unggas dari 600.000 menjadi hanya sekitar 50.000, yang kesemuanya tidak terlepas dari kerjasama dengan kementrian terkait juga lintas sektor.
''Keadaan flu burung sudah aman, karena di beberapa provinsi sudah bebas flu burung seperti di kalimantan Barat,'' katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, penyakit yang bersumber dari hewan tidak bisa dihilangkan karena selalu ada disekitar kita, seperti H1N1, H5N1, anthrax dan rabies untuk itu diperlukan tindakan cepat guna menangani penyakit menular bersumber hewan ini supaya tidak berkembang menjadi wabah.
Dijelaskannya, penyakit ini bisa muncul kembali kapan saja, sekitar 70 persen penyakit menular di dunia berpotensi wabah, yang muncul bukan dari penyakit baru melainkan dari penyakit Re-emerging desease yang bersumber dari hewan. Untuk itu masyarakat tidak boleh lalai akan hal tersebut.
''Penyakit bersumber hewan ini tidak bisa dihilangkan, meski kasusnya sudah tidak ada saat ini tetapi kemungkinan dapat merebak kembali bukan hanya di Indonesia tetapi juga diseluruh dunia, maka disebutlah sebagai Reemerging Desease,'' katanya.
Untuk itu, kata dia, pencegahan dan pengendalian merupakan kunci utama tugas komnas zoonosis nantinya, diantaranya dengan memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit zoonosis ini, guna mencegah terus berkembangnya penyakit tersebut.
''Komnas zoonosis akan menangani kedua hal itu antara lain, terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat mengenai penyakit yang bersumber hewan ini, serta mampu melakukan pelacakan serta respon cepat sehingga tidak sampai menjadi pandemik,'' ujarnya.
Kementrian Kesehatan menyebutkan, ada bebearapa penyakit bersumber hewan yang perlu diwaspadai diantaranya, rabies, antraks, pes, juga leptospirosis, yang dampaknya tidak melulu pada kesehatan dan kematian saja, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi.





0 komentar:
Posting Komentar