VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menyatakan bahwa aksi demonstrasi yang menilai setahun perjalanan pemerintahan SBY-Boediono kemarin sudah berjalan proporsional. Meski di beberapa tempat terdapat keributan, tetapi menurut mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, tidak mengganggu esensi demokrasi.
"Hanya memang, kalau lihat pada aksi-aksi yang terjadi, ini harus harus jadi introspeksi dan koreksi bagi pemerintah sekarang ini, karena apa yang dilakukan teman-teman mahasiswa dalam aksi yang kemarin menunjukkan kegelisahan dan representasi dari masyarakat. Dan ini juga terbukti dari lembaga survei yang ada menunjukkan adanya penurunan yang cukup drastis dari kepercayaan terhadap pemerintah ini," kata Pram di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 21 Oktober 2010.
Sehingga hal yang perlu dilakukan pemerintah, menurut Pram, adalah melakukan evaluasi dan memenuhi apa yang menjadi keinginan masyarakat, terutama di bid ekonomi, hukum, dan keamanan masyarakat. "Ini prioritas utama yang harus diperbaiki oleh pemerintah," kata Pram.
Mengenai adanya penembakan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demontrasi, menurut Pram, hal itu terlalu berlebihan. "walau yang ditembakkan itu peluru karet, apa pun, kita ini kan negara demokrasi. Sehingga itu beri contoh yang tidak baik," kata Pram.
Menurut Pram, mahasiswa yang melakukan demontrasi kemarin itu membutuhkan ruang untuk mengekspresikan suara hati mereka. Sehingga kalau ternyata upaya ekspresi itu justru ditekan dengan alat kekuasaan, lanjut Pram, hal itu malah akan merugikan pemerintah sendiri.
"Sebab demo yang terjadi kemarin masih wajar-wajar saja. Tidak seperti yang dikhawatirkan pemerintah," kata Pram.
Pram menambahkan, apabila memang masyarakat tidak puas dengan pemerintahan, cara menghukumnya adalah dalam pemilu. "Kalau mau jatuhkan pemerintah, ya lewat pemilu. Kalau memang salah, dihukum, jangan pilih partainya, jangan pilih presidennya," kata Pram.
Kemarin, Lingkaran Survei Indonesia merilis Presiden SBY mendapat penilaian merah di empat dari enam bidang yang disurvei. Presiden hanya mendapat rapor biru atau kepuasan di atas 50 persen untuk bidang sosial (60,2) dan keamanan (63,2).
"Hanya memang, kalau lihat pada aksi-aksi yang terjadi, ini harus harus jadi introspeksi dan koreksi bagi pemerintah sekarang ini, karena apa yang dilakukan teman-teman mahasiswa dalam aksi yang kemarin menunjukkan kegelisahan dan representasi dari masyarakat. Dan ini juga terbukti dari lembaga survei yang ada menunjukkan adanya penurunan yang cukup drastis dari kepercayaan terhadap pemerintah ini," kata Pram di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 21 Oktober 2010.
Sehingga hal yang perlu dilakukan pemerintah, menurut Pram, adalah melakukan evaluasi dan memenuhi apa yang menjadi keinginan masyarakat, terutama di bid ekonomi, hukum, dan keamanan masyarakat. "Ini prioritas utama yang harus diperbaiki oleh pemerintah," kata Pram.
Mengenai adanya penembakan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demontrasi, menurut Pram, hal itu terlalu berlebihan. "walau yang ditembakkan itu peluru karet, apa pun, kita ini kan negara demokrasi. Sehingga itu beri contoh yang tidak baik," kata Pram.
Menurut Pram, mahasiswa yang melakukan demontrasi kemarin itu membutuhkan ruang untuk mengekspresikan suara hati mereka. Sehingga kalau ternyata upaya ekspresi itu justru ditekan dengan alat kekuasaan, lanjut Pram, hal itu malah akan merugikan pemerintah sendiri.
"Sebab demo yang terjadi kemarin masih wajar-wajar saja. Tidak seperti yang dikhawatirkan pemerintah," kata Pram.
Pram menambahkan, apabila memang masyarakat tidak puas dengan pemerintahan, cara menghukumnya adalah dalam pemilu. "Kalau mau jatuhkan pemerintah, ya lewat pemilu. Kalau memang salah, dihukum, jangan pilih partainya, jangan pilih presidennya," kata Pram.
Kemarin, Lingkaran Survei Indonesia merilis Presiden SBY mendapat penilaian merah di empat dari enam bidang yang disurvei. Presiden hanya mendapat rapor biru atau kepuasan di atas 50 persen untuk bidang sosial (60,2) dan keamanan (63,2).
0 komentar:
Posting Komentar